Cerita Nadillah Menuju Juara Festival Seni Qur'an

Halo, nama saya Nadillah Mirza
Auliah. Saya adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Surabaya. Saya ingin berbagi
pengalaman saya mengikuti FSQ (Festival Seni Qur’ani) dan akhirnya memenangkan
Lomba Musabaqah Tartilul Quran (MTrQ) se-Universitas yang diadakan pada Tanggal
22 Juni 2024 secara hybrid.
Persiapan untuk lomba ini dimulai
beberapa hari sebelumnya. Setiap hari, saya meluangkan waktu untuk berlatih tartil
dengan bimbingan kakak saya. Latihan tersebut mencakup teknik membaca yang
benar, pemahaman mendalam tentang makna ayat-ayat yang akan dilantunkan serta
irama dan lagu yang dilantunkan, dan juga keterampilan teknis untuk merekam
video dengan baik.
Selama persiapan, tantangan
terbesar yang saya hadapi adalah adaptasi dengan format lomba online. Saya
harus memastikan bahwa setiap aspek teknis, mulai dari pencahayaan hingga
kualitas suara, memenuhi standar yang ditetapkan. Selain itu, menjaga konsistensi
dan fokus selama merekam video juga menjadi tantangan tersendiri, terutama
ketika ada gangguan atau kesalahan teknis.
Pada hari pengumpulan video, saya
merasa gugup tetapi juga bersemangat. Setelah beberapa kali revisi dan
penyuntingan, saya akhirnya mengunggah video tilawah saya ke platform yang
disediakan oleh panitia lomba. Saya memastikan bahwa semua persyaratan teknis
dan administratif telah terpenuhi. Selain itu, saya juga melihat hasil dari
beberapa peserta lainnya dengan rasa kagum dan iri dengan tampilan mereka yang
menurut saya lebih bagus dan baik dari video milik saya.
Setelah beberapa hari menunggu,
tibalah saat yang dinantikan, yaitu pengumuman pemenang. Pada saat acara Grand
Clossing saya tidak bisa hadir dikarenakan saya ada kegiatan lain yang waktunya
bersamaan dengan acara tersebut. Saya mengikuti acara Grand Clossing secara
online dengan menggunakan platform yang telah disediakan panitia. Ketika
pengumuman pemenang saya merasa gugup dan takut, tetapi saya sudah merasa tidak
lolos karena melihat penampilan peserta lain yang lebih baik dari saya. Ketika
nama saya disebut sebagai juara 2 kategori Lomba Musabaqoh Tartilul Qur’aan
perasaan saya campur aduk antara bahagia, bangga, dan bersyukur. Rasanya semua
usaha dan kerja keras terbayar lunas. Meskipun pengumuman dilakukan secara
online, kebahagiaan yang saya rasakan tetap sama besarnya.
Kemenangan
ini bukan hanya prestasi pribadi bagi saya, namun juga kebahagiaan keluarga saya
terutama kedua orangtua saya. Selain itu, kemenangan ini juga menjadi kebanggaan
bagi Fakultas Bahasa dan Seni khususnya Prodi Pendidikan Bhasa dan Seni dan
Universitas Negeri Surabaya. Saya berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi
bagi teman-teman lain untuk terus berusaha dan berprestasi, meskipun dalam
situasi yang menantang seperti lomba online. Pengalaman ini mengajarkan saya
bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan adaptasi terhadap teknologi, kita bisa
mencapai apa yang kita impikan.
Terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung saya selama ini, terutama keluarga, dan teman-teman, serta
dukungan dosen. Semoga kita semua dapat terus berkarya dan membawa nama baik
universitas di berbagai kesempatan.